Uploaded with ImageShack.us

Selasa, 16 November 2010

PESAN ROHANI HARI RAYA IDUL ADHA

  INSYA Allah, Rabu, 17 November 2010 umat Islam seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Kurban atau Idul Adha 1431 H. Idul Adha merupakan instrument agama bagi pemeluk Islam, agar rela menyembelih seekor kambing dan/atau sapi/unta untuk tujuh orang, sebagai persembahan dan bukti kesyukuran dan ketaatan hamba kepada Khaliqnya. Dagingnya disedekahkan kepada orang yang kurang atau tidak mampu, agar mereka dapat merasakan betapa nikmat mengonsumsi daging. Dan yang lebih penting, adalah bukti hubungan persaudaraan sesama manusia, antara yang kaya atau mampu dapat berbuat kebajikan sosial kepada sesamanya.
Rasulullah SAW menegaskan, ”barang siapa memiliki kemampuan, dan tidak berkurban, maka sungguh janganlah mereka mendekati tempat shalatku”. Para ulama memahami, bahwa ibadah kurban adalah wajib bagi yang mampu, termasuk yang sedang menunaikan ibadah haji. Ada yang menyatakan sunnah muakkad. Soal berapa kali, harus berkurban, apakah setiap tahun, tidak ada ketentuan yang tegas tentang masalah ini. Namun bagi yang mampu, setiap tahun, tentu akan lebih baik.
Berkurban di hari Idul Adha dan hari tasyriq, adalah syariah Nabi Ibrahim as, yang ditegaskan lagi dalam syariat Islam yang perlu direalisasikan. Di Indonesia menyembelih hewan kurban sudah mendarah daging dan dipraktikkan di masjid-masjid atau mushalla, dan sekolah-sekolah untuk mendidik para peserta didik. Bahkan ini menjadi ritual keagamaan di tingkat negara/pemerintah.
Hakikat taqwaNabi Ibrahim AS yang sudah berumah tangga relatif lama, setelah memohon kepada Allah SWT, akhirnya dikaruniai keturunan. Namun yang menarik, setelah putranya Nabi Ismail AS dalam usia anak-anak, Allah menurunkan wahyu, agar putra yang sangat disayanginya itu disembelih sebagai bentuk kepatuhan kepada-Nya. Nabi Ismail AS ketika ditanya tentang wahyu melalui mimpi yang diterima ayahnya dari Allah SWT, mengatakan: ”Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS. Al-Shaffat, 37:100-102).
Setelah Nabi Ibrahim AS membaringkan Ismail AS untuk disembelih, lalu Allah SWT memang gilnya, dan menebusnya dengan seekor sembelihan yang besar, karena Ibrahim AS telah membenarkan bahwa mimpinya itu adalah wahyu dari Allah dan me - laksanakannya dengan penuh ke pa - tuhan (QS. Al-Shaffat, 37:103-107).
Syariat kurban mengandung pesan ruhani yang amat penting, agar kaum muslim, lebih menempatkan kewajiban dan berkurban untuk orang lain dari pada menuntut hak bagi kepentingan pribadinya sendiri. Bagi yang berkemampuan supaya menyisihkannya untuk kepentingan orang lain yang membutuhkan, sebagai amal sosial kebendaan (maliyah ijtimaiyah).
Dalam ajaran sufi, ketika seseorang dapat menempatkan harta sebagai instrument dan wasilah untuk mendapatkan ridha Allah SWT, maka dia dapat menjalankan sikap dan perilaku zuhud. Dia memahami bahwa harta bukan tujuan. Karena sudah terlalu banyak contoh, orang yang terlalu atau berlebihan mencintai harta, dia akan terperosok dalam kehidupan yang nista, hedonis, materialis, dan menjauhkan diri dari Allah SWT.
Pepatah bijak menyatakan ”hubb al-mal ra’su kulli khathiah”, artinya ”cinta harta (dapat menjadi) biang setiap kesalahan”. Dalam konteks inilah, seseorang yang ingin memasuki kehidupan sufistik, syarat pertama yang harus dijalani adalah sikap dan praktik zuhud, dan menjalani kehidupan dengan qana’ah (nerima ing pandhum), ikhlas dan ridha menerima taqdir dari Allah SWT.
Praktik korupsi yang susah diberantas di negeri ini adalah contoh kongkret yang nyata-nyata membawa kesengsaraan di dunia. Tentu yang ketangkap dan dijatuhi sanksi. Kalau pun tidak ketangkap dan tidak dipidana, pelakunya tidak akan hidup tenang, karena dikejarkejar oleh perasaan bersalah, yang sangat merugikan orang lain dan merongrong harta dan kekayaan negara yang notabene adalah uang rakyat. Hati nurani selamanya tidak akan mau diajak kompromi untuk melakukan kesalahan.
Berkurban adalah persiapan bekal taqwa untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Karena itu Allah SWT menegaskan ”daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al-Hajj, 22:37).
Di tengah tuntutan dan sergapan budaya materialistik dan hedonistik, di mana eksistensi seseorang sering hanya dilihat dari materi dan kekayaan, maka syariat berkurban di Hari Raya Haji ini mengandung makna dan pesan yang amat mulia. Ajaran berkurban ini sekaligus melatih dan membiasakan diri untuk menjauhkan diri dari anganangan dan perilaku korupsi. Apalah artinya kekayaan materi apabila diperoleh dengan cara-cara yang tidak halal. Karena barang siapa di dalam aliran darahnya dimasuki dari rezqi yang tidak halal, maka haram baginya sentuhan surga.
Semoga di Hari Raya Haji 1431 H ini, Allah senantiasa melimpahkan karunia dan hidayah- Nya kepada kita, sehingga dapat bermurah hati dan ikhlas menymbelih hewan kurban, untuk mengejawantah hati diri sebagai hamba Allah yang taat. Selamat ber-Idul Adha, semoga Allah melimpahkan kebaikan kepada kita. Amin. Allah a’lam bi al-shawab. Prof Dr Ahmad Rofiq MA Sekum MUI Jateng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar